Sehari sebelum kembalinya Zahro (anak pertama kami) ke ma’had. Di satu siang, kami (Bapak mertua, saya, istri saya, Zahro dan Azim) berkumpul, duduk lesehan di ruang tamu. Zahro dan ibunya menyiapkan barang-barang buat bekal untuk dibawa balik ke ma’had. Sementara saya menemani Azim bermain.

Di dalam obrolan tersebut, Bapak mertua (kakeknya Zahro) menyampaikan sebuah pengalaman yang beliau alami sendiri di waktu muda. Cerita itu bertujuan untuk memberi memotivasi kepada Zahro supaya semangat dalam belajar.

“Dulu, sewaktu masih kecil, Kakek sempat belajar mengaji di masjid dekat rumah bersama teman-teman sebaya,” cerita beliau mengenang masa lalu.

Kami semua mendengarkan dengan antusias.

Gapailah Derajat dan Ubahlah Dunia dengan Ilmu
Gapailah Derajat dan Ubahlah Dunia dengan Ilmu

“Selain mengaji juga sekolah. Setelah SD, kakek tidak lagi sekolah. Tetapi dilanjutkan mengembala sapi di rumah tetangga. Hal itu, selain karena banyaknya saudara yang masih kecil-kecil juga karena ketidak mampuan orang tua kakek.”

“Hal yang sama juga dialami oleh teman-teman kakek lainnya. Sementara itu, ada salah satu teman kakek yang lebih beruntung disbanding kami. Walaupun sama-sama berasal dari orang tua yang kurang mampu, namun ia dapat meneruskan pendidikannya ke jenjajang yang lebih tinggi, hingga kuliah. Sebab, ia mendapat dukungan dari saudara-saudaranya.”

“Hasilnya saat ini, sudah tampak sangat jelas. Kakek yang kala itu berangkat bekerja, hasilnya sekarang: kaya, belum tentu. Bodoh, sudah pasti.”

“Sementara itu, teman kakek yang kala itu berangkat belajar, hasilnya sekarang: Sudah berilmu, menjadi orang yang terpandang dan sudah pasti, kaya.”

Fix, melihat pengalaman tersebut di atas, dawuh Allah SWT. tak dapat diragukan lagi. Pasti benar adanya. Allah Swt pasti mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Derajat di dunia dan di akhirat.

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. al-Mujadalah : 11)

Saya teringat pesan Abah Ma’shum Alief, Pembina Jamaah Istighatsah “Asmaul Haq” Kedungpring Lamongan kepada santri.

“Belajarlah! Namun dalam proses belajar jangan pernah sekalipun berharap nantinya ingin menjadi ini dan itu. Jalani dengan ihlas. Biarkan ilmu yang kalian dapat itu yang memantaskanmu ditempatkan di mana dan menjadi apa.”

Kepohbaru, 24 Mei 2022

Oleh: Slamet Widodo
Guru MTs Negeri 3 Bojonegoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!