Setelah memberi penegasan bahwa syafaat Rasulullah saw. itu tidak gratis dan harus ditebus dengan memperbanyak sujud semasa di dunia, Mas Yai kemudian mengkaji hadis yang diriwiyatkan HR. Al-Bukhari dan Muslim.

Mas Yai menggambarkan kondisi umat manusia dari zaman Nabi Adam as. hingga akhir zaman yang berkumpul menjadi satu di tempat yang luas. Tempat itu disebut dengan padang mashyar. Betapa beratnya penderitaan umat manusia saat itu. Mereka mencari-cari bantuan yang bisa menyelamatkan mereka dari kegetiran hari akhir itu.

Kemudian Mas Yai mengkaji kitab Shohih Muslim hadis ke 193 tentang syafaat Rasulullah saw.

“Dikumpulkanlah seluruh manusia dalam sebuah pelataran luas, mulai manusia pertama hingga yang terakhir. Mereka terdengar oleh siapa pun yang memanggil dan terlihat oleh siapa pun yang memandang. Matahari begitu dekat hingga mereka tak sanggup lagi menanggung penderitaan dan kepedihan.

Mereka bertanya, “Apakah kalian tidak melihat apa yang tengah kalian alami? Apakah kalian tidak melihat sosok yang bisa meminta syafaat (pertolongan) kepada Tuhan untuk kalian?” Sebagian menjawab, “Kalian harus mendatangi Adam.”

Mereka pun berbondong-bondong menuju Adam as. Kepadanya mereka memohon, “Engkau adalah Abu al-Basyar. Diciptakan Allah langsung dengan tangan-Nya. Ruh-Nya ditiupkan kepadamu. Malaikat diperintah sujud kepadamu. Maka mintalah syafaat kepada Tuhan untuk kami. Apakah engkau tidak melihat keadaan kami? Apakah engkau tidak melihat apa yang tengah kami alami?”

Adam menjawab, “Hari ini, Tuhanku pun murka kepadaku, murka yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak akan pernah murka setelahnya. Dia melarangku mendekati pohon tapi aku melanggarnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah kalian kepada selainku. Coba temuilah Nuh ‘alaihissalam.”

Akhirnya, mereka berbondong-bondong menuju Nabi Nuh, tapi beliau pun angkat tangan. Tidak bisa memintakan pertolongan kepada Allah. Demikian pula saat menemui Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Para nabi itu tak bisa meminta pertolongan kepada Allah swt. Sebab mereka malu atas dosa dan kesalahan yang pernah mereka alami tatkala masih hidup di dunia. Hingga terakhir mereka diarahkan kepada nabi terakhir, Rasulullah saw.

Kali ini, mereka menemui Rasulullah saw. dan menyampaikan, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni dosamu yang akan datang dan yang telah lalu. Mohonlah pertolongan kepada Tuhan untuk kami. Tidakkah engkau melihat apa yang tengah menimpa kami?”

Nabi saw. bersabda, “Aku pun pergi menuju bawah ‘Arasy. Di sana aku bersujud pada Tuhanku. Lalu Allah membukakan kebaikan-kebaikan-Nya kepadaku, yang belum pernah dibukakan kepada seorang pun sebelumku. Setelah itu, terdengarlah seruan, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah engkau, niscaya diberi. Mintalah pertolongan, niscaya dipenuhi.’ Aku mengangkat kepala dan berkata, ‘Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya Tuhan.’ Terdengar lagi ada yang bicara, ‘Wahai Muhamad, masukkanlah umatmu dari golongan hamba yang tidak dihisab ke dalam surga melalui pintu sebelah kanan. Namun sekelompok mereka masuk dari selain puntu itu” (HR al-Bukhari dan Muslim).Mas Yai bertanya kepda jamaah yang hadir. “Ketika Rasulullah saw. memohon pertolongan Allah swt. untuk umat beliau, apa yang beliau lakukan?”

“Sujud… (salat).” jawab jamaah serempak.

“Jadi sudah sangat jelas dan gamblang, bahwa syafaat Rasulullah saw. tidak bisa kita dapatkan dengan cara yang gratis. Tetapi harus memperbanyak bersujud kepada Allah swt.,” tegasnya.

Wallahu a’lam bisshowaf.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Setitik ilmu yang terdapat di dalam artikel ini, sudah saya mintakan rida dan tashih dari Kiai Mahrus. Biidznillah, beliau telah rida dengan ilmu yang saya dapatkan ini. Barokallah.

Simorejo, 5 Juni 2022

Oleh:
Slamet Widodo, S.Pd.
Guru MTs Negeri 3 Bojonegoro

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Captcha verification failed!
CAPTCHA user score failed. Please contact us!